Rabu, 16 Januari 2013

SEJARAH AGAMA BUDDHA


Sejarah agama buddha dimulai dari abad ke 6 Sebelum masehi, dari duli sampai sekarang sampai lahirnya sang buddha Siddharta Gautama. Ini adalah salah satu agam tertua di dunia selama masa agama ini, agama ini hanya sementara berkembang, unsur budaya india di tambah unsur kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara. Perkembangan agama ini praktis menyebar sampai seluruh asia, sejarah agama ini di tandai dengan banyak aliran Mazhab serta pecah-pecahannya. Yang terutama diantaranya : Tradisi Theravada, Mahayana, dan Vajrayana (Bajrayana), yang sejarahnya ditandai dengan masa pasang dan surut.

Tahap Awal Agama Buddha
Sebelum disebarkan oleh Maharaja Asoka pada abad ke 3 sebelum masehi, kelihatannya agama Buddha hanya sebuah fenomena kecil, terbentuknya agama ini tidak begitu banya dari sejarah sejarah agama lain. Dua konsili (sidang umum) pembentukan dilihat pernah terjadi pada agama ini meski pengetahuan kita akan agama ini berdasarkan dari catatan dikemudian hari. (konsili-konsili juga disebutkan pasamuhan agung) berusahan membahas mengenai doktrin-doktrin Buddhis dan beberapa perpecahan dalam agama ini. Konsili tersebut ada 3 ya itu



DUNIA HELENISTIK



Beberapa piagam asoka tentang usaha yang telah diusahakan oleh raja asoka untuk mempromosikan agama buddha di dunia Helenestik “Yunani”, piagam asoka menunjukan pengertian tentang sistem politik di daerah Helenstik. Keberadaan raja-raja yunani penting disebutkan dan mereka yang menerima dakwa agama buddha. Antio Khus II Theos berasal dari kerajaan Seleukus 261-246 Sebelum Masehi, Ptomeleus II Filadelfos dari mesir 285-247 Sebelum masehi, Antigonus Gonatas dari Makedonia 276-239 Sebelum masehi, Magas dari kirene 288-258 sebelum masehi, dan Alexander dari Epirus 272-255 sebelum masehi.


Kemudia menurut beberapa sumber bahasa pali ada beberapa utusan asok yaitu bhiksu yunani menunjukan betapa eratnya pertukaran antar agama antar kedua kebudayaan ini.
sang thera (sesepuh) Moggaliputta, sang pencerah agama dan penaklik asoka telah menyelesaikan konsili ke 3 beliau mengirim thera-theranya dan ke negeri-negeri barat yang sering merujuk (Gunjarat dan Sindhu) beliau juga mengirim orang yunani kesana.
Tidak diketahui jelas berapa jauh hubungan mereka berpengaruh tapi menurut pakar sampai saat tertentu ada sinkretisme antar falsafah yunani dan ajaran buddha di dunia helenistik itu, yang utam di alexandria dann keberadaan ordo monastik Pra-Kristen yang beranama  therapeuteae dan kata ini kemungkinan diambil dari bahasa pali.


Ekspansi ke Asia



Daerah sebelah timur benua Hindia Budaya India banyak memengaruhi suku dan bangsa Mon. Suku Mon mulai masuk agama buddha 200 tahun sebelum masehi pada tanggal berkat dakwah maharaja Asoka dari india, sebelum perpecahan aliran Mahayana dan Hinayana candi Buddha, seperti Peikthano di Myanmar tengah, ditarikh berasal dari abad pertama sampai abad ke lima (5) Masehi.






Penggambaran Mon mengenai Darmachakra , seni dari Dvaravati, Kurang lebih abad ke delapan (8). Seni Buddha di suku Mon yang utama sangat berpengaruh dari seni India kaum Gupta. Gaya mereka menyebar di Asia Tenggara yang mengikuti kerajaan Mon abad ke lima (5) dan abad ke delapan (8) Aliran Theravada meluas di bagian utara Asia Tenggara di bawah kendali kerajaan Mon.


Agama buddha dulu di bawa ke Sri-Lanka oleh anak Asoka Mahinda dan ke 6 temannya di masa abad ke dua (2) sebelum masehi. Mahinda berasil menarik raja Devanampiva Tissa dan banyak bangsawwan yang ikut masuk ke agama buddha. Inilah saatnya kapan wihara Mahavira, pusat aliran Ortodoks Singhala. Kanon Pali mulai dikenal diSri-Lanka semasa kekuasaan Raja Vittagamani (berkuasa pada 29-17 Sebelum masehi), Dan tradisi Theravada berkembang di sana.

Penindasan oleh dinasti Sungga (abad ke-2 sampai abad ke-1 SM)
Dinasti Sungga 185-73 sebelum masehi didirikan pada tahun 185 Sebelum Masehi kurang lebih 50 tahun setelah mangkatnya Raja Asoka Setelah membunuh Raja Brhadrata hulubalang tentara Pusyamitra Sunga naik takhta. Ia adalah seorang Brahmmana ortodoks, dan Sunga dikenal karena kekejamannya menindas kaum Buddha diketahui ia telah membunuh dan merusak wihara-wihara buddha. (Divyavadana, pp. 429–434): 84.000 Stupa Buddha yang telah dibangun Asoka dirusak (R. Thaper), dan 100 keping koin emas ditawarkan untuk setiap kepala bhiksu Buddha (Indian Historical Quarterly Vol. XXII, halaman 81 dst. dikutip di Hars.407). Sejumlah besar Wihara Buddha diubah menjadi kuil Hindu, seperti di Nalanda, Bidhgaya, Sarnath , dan Mathura.

Interaksi Buddha-Yunani (abad ke-2 sampai abad pertama Masehi)

Di wilayah-wilayah barat Anak benua India, kerajaan-kerajaan Yunani yang bertetangga sudah ada di Baktria (sekarang di Afghanistan utara) semenjak penaklukan oleh Alexander yang Agung pada sekitar 326 SM: pertama-tama kaum Seleukus dari kurang lebih tahun 323 SM, lalu Kerajaan Baktria-Yunan dari kurang lebih tahun 250 SM


Raja Baktria-Yunani Demetrius I dari Baktria, menginvasi India pada tahun 180 SM dan sampai sejauhPataliputra. Kemudian sebuah Kerajaan Yunani-India didirikan yang akan lestari di India bagian utara sampai akhir abad pertama SM.

Agama Buddha berkembang di bawah naungan raja-raja Yunani-India, dan pernah diutarakan bahwa maksud mereka menginvasi India adalah untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap Kekaisaran Maurya dan melindungi para penganut Buddha dari penindasan kaum Sungga (18573 SM).

Interaksi antara budaya Yunani dan Buddha kemungkinan memiliki pengaruh dalam perkembangan aliran Mahayana, sementara kepercayaan ini mengembangkan pendekatan falsafinya yang canggih dan perlakuan Buddha yang mirip dengan Dewa-Dewa Yunani. Kira-kira juga kala seperti ini pelukisan Buddha secara antropomorfis dilakukan, seringkali dalam bentuk gaya seni Buddha-Yunani: "One might regard the classical influence as including the general idea of representing a man-god in this purely human form, which was of course well familiar in the West, and it is very likely that the example of westerner's treatment of their gods was indeed an important factor in the innovation.

Refrensi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar